subneting
Subnetting
1
SUBNETTING
Sebenarnya subnetting itu apa dan kenapa harus dilakukan? Pertanyaan ini bisa
dijawab dengan analogi sebuah jalan. Jalan bernama Gatot Subroto terdiri dari beberapa
rumah bernomor 01-08, dengan rumah nomor 08 adalah rumah Ketua RT yang memiliki
tugas mengumumkan informasi apapun kepada seluruh rumah di wilayah Jl. Gatot
Subroto.
Ketika rumah di wilayah itu makin banyak, tentu kemungkinan menimbulkan
keruwetan dan kemacetan. Karena itulah kemudian diadakan pengaturan lagi, dibuat
gang-gang, rumah yang masuk ke gang diberi nomor rumah baru, masing-masing gang
ada Ketua RTnya sendiri-sendiri. Sehingga ini akan memecahkan kemacetan, efiesiensi
dan optimalisasi transportasi, serta setiap gang memiliki previledge sendiri-sendiri dalam
mengelola wilayahnya. Jadilah gambar wilayah baru seperti di bawah:
Konsep seperti inilah sebenarnya konsep subnetting itu. Disatu sisi
ingin mempermudah pengelolaan, misalnya suatu kantor ingin membagi kerja menjadi 3
divisi dengan masing-masing divisi memiliki 15 komputer (host). Disisi lain juga untuk
optimalisasi dan efisiensi kerja jaringan, karena jalur lalu lintas tidak terpusat di satu
network besar, tapi terbagi ke beberapa ruas-ruas gang. Yang pertama analogi Jl Gatot
Subroto dengan rumah disekitarnya dapat diterapkan untuk jaringan adalah seperti
NETWORK ADDRESS (nama jalan) dan HOST ADDRESS (nomer rumah). Sedangkan
Subnetting
2
Ketua RT diperankan oleh BROADCAST ADDRESS (192.168.1.255), yang bertugas
mengirimkan message ke semua host yang ada di network tersebut.
Masih mengikuti analogi jalan diatas, kita terapkan ke subnetting jaringan adalah
seperti gambar di bawah. Gang adalah SUBNET, masing-masing subnet memiliki HOST
ADDRESS dan BROADCAST ADDRESS.
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif
lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang
subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet,
Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast.
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya
ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2
dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari
penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata
lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0).
Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang
diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk
melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah:
Subnet Mask Nilai CIDR
255.128.0.0 /9
255.192.0.0 /10
255.224.0.0 /11
255.240.0.0 /12
255.248.0.0 /13
255.252.0.0 /14
255.254.0.0 /15
255.255.0.0 /16
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS
192.168.1.0/26 ?
Subnetting
3
Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti
11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan:
Seperti sudah diutarakan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat
di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast
yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir
subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A).
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah
26 – 2 = 62 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet
berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah
0, 64, 128, 192.
4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat
tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan
broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet 192.168.1.0 192.168.1.64 192.168.1.128 192.168.1.192
Host
Pertama 192.168.1.1 192.168.1.65 192.168.1.129 192.168.1.193
Host
Terakhir 192.168.1.62 192.168.1.126 192.168.1.190 192.168.1.254
Broadcast 192.168.1.63 192.168.1.127 192.168.1.191 192.168.1.255
Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa
melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama.
Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.
Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B.
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti
dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masingmasing
berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok
subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya
Subnetting
4
blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang
“dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet
kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter)
dari 0, 1, 2, 3, dst.
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.128.0 /17
255.255.192.0 /18
255.255.224.0 /19
255.255.240.0 /20
255.255.248.0 /21
255.255.252.0 /22
255.255.254.0 /23
255.255.255.0 /24
Subnet Mask Nilai CIDR
255.255.255.128 /25
255.255.255.192 /26
255.255.255.224 /27
255.255.255.240 /28
255.255.255.248 /29
255.255.255.252 /30
Kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari
yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address
172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti
11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir.
Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu
banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 –
2 = 16.382 host
3. Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.64.0 172.16.128.0 172.16.192.0
Host
Pertama 172.16.0.1 172.16.64.1 172.16.128.1 172.16.192.1
Host
Terakhir 172.16.63.254 172.16.127.254 172.16.191.254 172.16.255.254
Broadcast 172.16.63.255 172.16.127.255 172.16.191.255 172.16..255.255
Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan
subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host
3. Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
Subnetting
5
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 172.16.0.0 172.16.0.128 172.16.1.0 … 172.16.255.128
Host
Pertama 172.16.0.1 172.16.0.129 172.16.1.1 … 172.16.255.129
Host
Terakhir 172.16.0.126 172.16.0.254 172.16.1.126 … 172.16.255.254
Broadcast 172.16.0.127 172.16.0.255 172.16.1.127 … 172.16.255.255
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama
saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di
oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2,
3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting
class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti
11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
1. Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
2. Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host
3. Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
4. Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet 10.0.0.0 10.1.0.0 … 10.254.0.0 10.255.0.0
Host
Pertama 10.0.0.1 10.1.0.1 … 10.254.0.1 10.255.0.1
Host
Terakhir 10.0.255.254 10.1.255.254 … 10.254.255.254 10.255.255.254
Broadcast 10.0.255.255 10.1.255.255 … 10.254.255.255 10.255.255.255
Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah
memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda
ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih
cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan
IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA
setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini.
CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa
mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa
buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus
penghitungan Jumlah Subnet = 2x – 2
Subnetting
6
Terus apa itu SUBNET MASK? Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita
membagi jalan dan gang, atau membagi network dan hostnya. Address mana saja yang
berfungsi sebagai SUBNET, mana yang HOST dan mana yang BROADCAST. Semua itu
bisa kita ketahui dari SUBNET MASKnya. Jl Gatot Subroto tanpa gang yang saya
tampilkan di awal bisa dipahami sebagai menggunakan SUBNET MASK DEFAULT,
atau dengan kata lain bisa disebut juga bahwa Network tersebut tidak memiliki subnet
(Jalan tanpa Gang). SUBNET MASK DEFAULT ini untuk masing-masing Class IP
Address adalah sbb:
CLASS OKTET
PERTAMA
SUBNET MAS
DEFAULT PRIVATE ADDRESS
A 1-127 255.0.0.0 10.0.0.0-10.255.255.255
B 128-191 255.255.0.0 172.16.0.0-172.31.255.255
C 192-223 255.255.255.0 192.168.0.0-
192.168.255.255
.
1. SOAL MENANYAKAN SUBNETMASK DENGAN PERSYARATAN JUMLAH
HOST ATAU SUBNET
Soal yang menanyakan subnetmask apa yang sebaiknya digunakan dengan batasan
jumlah host atau subnet yang ditentukan dalam soal. Untuk menjawab soal seperti ini
kita gunakan rumus menghitung jumlah host per subnet, yaitu 2y – 2, dimana y adalah
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask. Dan apabila yang ditentukan
adalah jumlah subnet, kita menggunakan rumus 2x (cara setelah 2005) atau 2x – 2 (cara
sebelum 2005), dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnetmask.
Subnetting
7
Soal: A company is planning to subnet its network for a maximum of 27 hosts.
Which subnetmask would provide the needed hosts and leave the fewest unused
addresses in each subnet?
Jawab: Karena kebutuhan host adalah 27, kita tinggal masukkan ke rumus 2y – 2,
dimana jawabannya tidak boleh kurang dari (atau sama dengan) 27. Jadi 2y – 2
>= 27, sehingga nilai y yang tepat adalah 5 (30 host). Sekali lagi karena y adalah
banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnetmask, maka kalau kita susun
subnetmasknya menjadi 11111111.11111111.11111111.11100000 atau kalau kita
desimalkan menjadi 255.255.255.224. Itulah jawabannya
Soal: You have a Class B network ID and need about 450 IP addresses per subnet.
What is the best mask for this network?
Jawab: 2y – 2 >= 450. Nilai y yang tepat adalah 9 (510 host). Jadi subnetmasknya
adalah: 11111111.11111111.11111110.00000000 atau kalau didesimalkan
menjadi 255.255.254.0 (itulah jawabannya!).
Soal: Refer to the exhibit. The
internetwork in the exhibit has been
assigned the IP address 172.20.0.0. What
would be the appropriate subnet mask to
maximize the number of networks
available for future growth?
Jawab: Cari jumlah host per subnet yang
paling besar, jadikan itu rujukan karena
kalau kita ambil terkecil ada kemungkinan
kebutuhan host yang lebih besar tidak
tercukupi. Jadi untuk soal ini 2y – 2
>= 850. Nilai y yang paling tepat adalah 10
(1022 host). Jadi subnetmasknya adalah
11111111.11111111.11111100.00000000
atau 255.255.252.0
2. SOAL MENGIDENTIFIKASI JENIS ALAMAT IP
Soal mengidentifikasi jenis alamat IP bisa kita jawab dengan menghitung blok subnet
dan mencari kelipatannya blok subnet yang paling dekat dengan alamat IP yang
ditanyakan.
Soal: Which type of address is 223.168.17.167/29?
Jawab: Subnetmask dengan CIDR /29 artinya 255.255.255. 248. Blok subnet=
256-248 = 8, alias urutan subnetnya adalah kelipatan 8 yaitu 0, 8, 16, 24, 32, …,
248. Tidak perlu mencari semu subnet (kelipatan blok subnet), yang penting kita
cek kelipatan 8 yang paling dekat dengan 167 (sesuai soal), yaitu 160 dan 168.
Kalau kita susun seperti yang dulu kita lakukan di penghitungan subnetting adalah
seperti di bawah. Dari situ ketahuan bahwa 223.168.17.167 adalah alamat
broadcast.
Subnetting
8
Subnet … 223.168.17.160 223.168.17.168 …
Host Pertama … 223.168.17.161 223.168.17.169 …
Host Terakhir … 223.168.17.166 223.168.17.174 …
Broadcast … 223.168.17.167 223.168.17.175 …
3. SOAL MENGIDENTIFIKASI KESALAHAN SETTING JARINGAN
Teknik mengerjakan soal yang berhubungan dengan kesalahan setting jaringan
adalah kita harus menganalisa alamat IP, gateway dan netmasknya apakah sudah
bener. Sudah benar ini artinya:
1. Apakah subnetmask yang digunakan di host dan di router sudah sama
2. Apakah alamat IP tersebut masuk diantara host pertama dan terakhir. Perlu dicatat
bahwa alamat subnet dan broadcast tidak bisa digunakan untuk alamat IP host
3. Biasanya alamat host pertama digunakan untuk alamat IP di router untuk subnet
tersebut
Soal: Host A is connected to the LAN, but it
cannot connect to the Internet. The host
configuration is shown in the exhibit. What are
the two problems with this configuration?
Jawab: CIDR /27 artinya netmask yang
digunakan adalah 255.255.255.224. Dari sini
kita tahu bahwa isian netmask di host adalah
berbeda, jadi salah setting di netmask. Yang
kedua blok subnet = 256-224 = 32, jadi
subnetnya adalah kelipatan 32 (0, 32, 64, 86, 128, …, 224). Artinya di bawah
Router 1, masuk di subnet 198.18.166.32. Alamat gateway sudah benar, karena
biasa digunakan alamat host pertama. Hanya alamat IP hostnya salah karena
198.18.166.65 masuk di alamat subnet 198.18.166.64 dan bukan 198.18.166.32.
4. SOAL MENGIDENTIFIKASI ALAMAT SUBNET DAN HOST YANG VALID
Termasuk jenis soal yang paling banyak keluar, baik di ujian CCNA akademi (CNAP)
atau CCNA 604-801. Teknik mengerjakan soal yang menanyakan alamat subnet dan
host yang valid dari suatu subnetmask adalah dimulai dengan mencari blok subnetnya,
menyusun alamat subnet, host pertama, host terakhir dan broadcastnya, serta yang
terakhir mencocokkan susunan alamat tersebut dengan soal ataupun jawaban yang
dipilih.
Soal: What is the subnetwork number of a host with an IP address of
172.16.66.0/21?Jawab: CIDR /21 berarti 255.255.248.0. Blok subnet = 256- 248
= 8, netmasknya adalah kelipatan 8 (0, 8, 16, 24, 32, 40, 48, …, 248) dan karena
ini adalah alamat IP kelas B, blok subnet kita “goyang” di oktet ke 3. Tidak perlu
kita list semuanya, kita hanya perlu cari kelipatan 8 yang paling dekat dengan
66 (sesuai dengan soal), yaitu 64 dan 72. Jadi susunan alamat IP khusus untuk
subnet 172.16.64.0 dan 172.16.72.0 adalah seperti di bawah. Jadi pertanyaan bisa
dijawab bahwa 172.16.66.0 itu masuk di subnet 172.16.64.0
Subnet … 172.16.64.0 172.16.72.0 …
Host Pertama … 172.16.64.1 172.16.72.1 …
Host Terakhir … 172.16.71.254 172.16.79.254 …
Subnetting
9
Broadcast … 172.16.71.255 172.16.79.255 …
Soal: What is the subnetwork address for a host with the IP address
200.10.5.68/28?Jawab: CIDR /28 berarti 255.255.255.240. Blok subnet = 256-
240 = 16, netmasknya adalah kelipatan 16 (0, 16, 32, 48, 64, 80 …, 240).
Kelipatan 16 yang paling dekat dengan 68 (sesuai soal) adalah 64 dan 80. Jadi
alamat IP 200.10.5.68 masuk di alamat subnet 200.10.5.64.
Subnet … 200.10.5.64 200.10.5.80 …
Host Pertama … 200.10.5.65 200.10.5.81 …
Host Terakhir … 200.10.5.78 200.10.5.94 …
Broadcast … 200.10.5.79 200.10.5.95 …
5. SOAL-SOAL LAIN YANG UNIK
Selain 4 pola soal diatas, kadang muncul soal yang cukup unik, sepertinya sulit
meskipun sebenarnya mudah. Saya coba sajikan secara bertahap soal-soal tersebut di
sini, sambil saya analisa lagi soal-soal subnetting yang lain lagi
Soal: Which combination of network id and subnet mask correctly identifies all IP
addresses from 172.16.128.0 through 172.16.159.255?Jawab: Teknik paling
mudah mengerjakan soal diatas adalah dengan menganggap 172.16.128.0 dan
172.16.159.255 adalah satu blok subnet. Jadi kalau kita gambarkan seperti di
bawah:
Subnet … 172.16.128.0 …
Host Pertama … …
Host Terakhir … …
Broadcast … 172.16.159.255 …
Dari sini berarti kita bisa lihat bahwa alamat subnet berikutnya pasti 172.16.160.0,
karena rumus alamat broadcast adalah satu alamat sebelum alamat subnet
berikutnya. Nah sekarang jadi ketahuan blok subnetnya adalah 160-128 = 32
(kelipatan 32), terus otomatis juga ketahuan subnetmasknya karena rumus blok
subnet adalah 256-oktet terakhir netmask. Artinya subnetmasknya adalah
255.255.224.0. Kok tahu kalau letak 224 di oktet ketiga? Ya karena yang kita
kurangi (“goyang”) tadi adalah oktet ketiga.
Subnet … 172.16.128.0 172.16.160.0 …
Host Pertama … …
Host Terakhir … …
Broadcast … 172.16.159.255 …
Masih bingung? Atau malah tambah pusing? Tarik nafas dulu, istirahat cukup, dan baca lagi artikel ini pelan-pelan. pasti akan paham. Amiin …

Comments
Post a Comment
berikan komentar anda !